I.
Judul
Keanekaragaman
Organisme Hewan
II.
Tujuan
Mempelajari
morfologi hewan invertebrata yang diwakili oleh udang dan siput serta hewan
bertulang belakang atau vertebrata diwakili oleh ikan dan katak.
III.
Dasar Teori
Semua hewan yang
tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata).
Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh
aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan
invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya
mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan
aktivitasnya semakin komplek. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada
hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek
struktur dan sistem tubuhnya. Terdapat berbagai macam klasifikasi dari kelompok
hewan invertebrata yaitu:
a.
Porifera
Porifera
adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup diair tawar, dirawa, dilaut
yang dangkal , air jernih dan tenang. Tubuhnya tersusun atas jaringan
diploblastik ( dua lapisan jaringan ). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis
dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas
bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh
lunak, permukaannya berpori (ostium). Porifera terdiri dari kelas Calcarea,
kelas Demospongie dan kelas Hexactinelida (Saktiono, 1999: 73-74).
b.
Colenterata
Colentrata
merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri
radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan
endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang
dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat
/ nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada
dasar perairan. Kelas Colentrata terdiri dari Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa ( Sutarmi, 1987: 84).
c.
Platyhelmintes
pemberian nama pada hewan ini sangat tepat. Hewan ini
simetris bilateral dengan sisi kiri dan kanan, permukaan dorsal dan ventral dan
juga anterior dan posterior. Dua kelas cacing pipih semata-mata terdiri atas
bentuk-bentuk parasit. Cacing hati dewasa(Kelas Trematoda) melekat pada
inangnya dengan alat penghisap yang terdapat dipermukaan ventral. Banyak yang
menghasilkan larva yang juga merupakan parasit tetapi pada inang yang berbeda,
biasanya beberapa spesies siput. Cacing pita(Kelas Cestoda), sepertinya halnya
cacing hati merupakan parasit. Hewan dewasa hidup dalam usus inangnya dan
menyerap zat makanan dari sekelilingnya. Sebagian besar cacing pita membutuhkan
dua atau lebih inang untuk menyelesaikan daur hidupnya. Manusia dapat ditulari
cacing pita karena makan ikan, daging sapi dan babi yang tidak matang.
(Kimball,1983:900).
d.
Nemathelmintes
merupakan cacing gilik yang tubuhnya berbentuk meruncing
pada kedua ujungnya dan tertutup kutikula yang licin dengan garis yang
melingkar halus. Ada yang hidup bebas dalam tanah yang lembab, ada pula yang
hidup parasit dalam saluran pencernaan, otot, bawah kulit dan jaringan tubuh
pengikat tompangan. Pada nemathelmintes yang parasit ada yang memiliki tingkat
hidup larva yang menempuh perjalanan hidup sementara di tanah atau dalam cairan
tubuh tompang. Contoh: cacing gelang dan cacing tambang. (Waluyo,2010:96).
e.
Annelida
cacing dari Phylum ini bersegmen
artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa
struktur seperti saluran pencernaan terdapat disepanjang tubuh cacing tersebut,
tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari
luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas lain
annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang efisien dengan
darah yang dipompa melalui sistem pembuluh dari tertutup dan sistem saraf yang
cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian ventral. Pada phylum
annelida ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga kelas. Kelas yang
terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing laut seperti cacing
palolo. Cacing tanah biasa dan sejumlah cacing air tawar adalah anggota kelas Oligochaeta.
Kelas ketiga Hirudinea terdiri atas lintah. (Kimball,1983:906).
f.
Mollusca
Tubuh lunak,
tidak beruas-ruas, simetri bilateral, memiliki lapisan mantel yang berfungsi
memproduksi zat kapur sebagai bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak.
Cangkang terbuat dari zat kapur, terletak diluar tubuh, ada juga yang di dalam
tubuh. Kelas Mollusca yaitu Amphieura, Gastropoda, Scaphopoda, Bivalvia dan
Cephalopoda. Salah satu anggota dari filum ini adalah Gastropoda dimana
contohnya adalah siput kebun (Acantina
fulica). Struktur tubuh hewan ini adalah kepalanya mempunyai dua pasang
tentakel. Satu pasang tentakel pendek dan satu pasang tentakel panjang. Pada
ujung tentakel yang panjang terdapat
mata, terdapat mulut dengan faring yang berotot dan terdapat radula dengan gigi
yang terbuat dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang
berotot. Bagian tubuh ini terdapat di bagian cangkang yang umumnya terbuat dari
kalsium karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang kelamin yang
letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak besar yaitu lubang respirasi dan anus. Matel
merupakan selaput tipis yang berfungsi menghasilkan cangkang atau dapat pula
digunakan untuk respirasi (Tim Dosen Pembina, 2012 :39).
g. Arthropoda
berkaitan
dengan bangun tubuhnya yang beruas-ruas, eksoskeleton yang keras dan tonjolan
yang berbuku(arthropoda berarti ‘kaki berbuku’). Tubuh arthropoda
sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suati eksoskeleton yang terbuat dari
lapisan-lapisan protein dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan
keras pada beberapa bagian tubuh maupun setipis kertas dan pleksibel di
bagian-bagian lain. Beberapa kelas pada Arthropoda yaitu Arachnida merupakan kelompok yang mencakup kalajengking,
laba-laba, caplak dan tungau. Arachnida memiliki sefalotoraks yang terdiri dari
enam pasang tonjolan: kelisera, sepasang tonjolan yang disebut pedipalpus
berfungsi dalam mengindra, mencari makanan atau reproduksi dan empat pasang
kaki untuk berjalan. Laba-laba menggunakan kelisera mirip taring yang
dilengkapi dengan kelenjar bisa untuk menyerang korban. Kaki seribu (Kelas Diplopoda)
memiliki kaki yang berjumlah banyak walaupun kurang dari seribu seperti
namanya. Tidak seperti kaki seribu, lipan(Kelas Chilopoda) adalah
karnivor. Setiap segmen pada daerah batang tubuh lipan memiliki sepasang kaki.
Serangga(kelas Insekta) memiliki lebih banyak spesies daripada semua
makhluk lain apabila digabungkan. Crustacea biasanya
memiliki tonjolan yang sangat terspesialisasi. Lobster dan udang karang
misalnya memiliki seperangkat tonjolan berjumlah 19 pasang. Tonjolan yang
paling interior adalah antena. Crustacea adalah salah satunya arthropoda dengan
dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi sebagai bagian
mulut, termasuk mandibula yang keras. Kaki jalan terdapat pada thoraks dan
tidak seperti serangga crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya.
Tonjolan yang hilang dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton
berikutnya. (Campbell,2012:257).
g.
Echinodermata
Hewan
yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin,
tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas,
hidup dilaut dengan air yang jernih, dan tidak bergelombang. Beberapa kelas
dari filum ini adalah Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Echinoidea dan
Holothuroidea (Saktiono, 1999: 77).
Hewan
vertebrata merupakan hewan yang mempunyai tulang belakang dengan rangka yang
beruas-ruas dan dilekati oleh otot pada bagian luarnya. Hewan vertebrata
dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu ikan
(Pisces), amfibi, reptilia, mamalia, burung (aves) .
2. Hewan Bertulang Belakang
(Vertebrata)
Vertebrata
memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Rangka itu beruas-ruas,
dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem saraf pusatdan sistem saraf
tepi. Vertebrata ini umumnya hewan tingkat tinggi yaitu hewan yang memiliki
organ khusus untuk melakukan fungsi tertentu. Ciri-ciri hewan bertulang
belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan umumnya secara generatif,
susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu diantara saluran pencernaan.
Hewan bertulang belakang dibagi menjadi lima kelas. (Waluyo,2010:100).
a. Ikan
(Pisces)
tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan
cauda. Kulit(cutis) terdiri atas dermis dan epidermis. Sisik-sisik yang
menutupi tubuhnya terbuat dari jaringan tulang dan jari-jari sirip dapat
dianggap sebagai eksoskeleton. Jantung ikan mempunyai satu ventrikel sehingga
berdarah dingin. Pisces hidup di air, hewan dari kelas ini belum mempunyai
rahang sehingga bentuk mulutnya seperti cacing, bernapas dengan insang. Bentuk
tubuhnya torpedo untuk memudahkan bergerak dalam air. (Waluyo,2010:100)
Sebagai
contoh ikan Osteichthyes atau ikan bertulang adalah ikan mas atau Cyprinus
carpio. Sifat atau morfologi dari ikan Osteichthyes yang penting adalah
sisik yang terbentuk tipis dan mudah dilepas. Dibagian luar dari sisik tadi
tertutup oleh lapisan lendir. Insang ditutup oleh operkulum dengan sepasang
celah insang. Sirip terlihat seperti duri tau tulang yang dihubungkan oleh
lapisan lunak yang tipis. Pada ikan mas terdapat sirip dorsal, sirip ekor,
sirip dada, sirip pelvik dan sirip anal. (Parjatmo,1987:75).
b.Amfibia
(amphibian,
Kelas Amphibi) kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies salamander(Ordo Urodela
‘yang berekor’), katak(Ordo Anura ‘yang tak berekor’) dan sesilia(Ordo Apoda
‘yang tak berkaki’). Anura yang berjumlah sekitar 5.420 spesies, lebih
terspesialisasi untuk bergerak di daratan daripada urodela. Katak dewasa
menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak
menangkap serangga dan mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang
panjang dan lengket, yang melekat ke bagian depan mulut. Katak menunjukkan
berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan dari
predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya menyekresikan mukus yang
tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun memiliki warna
cerah yang tampaknya diasosiasikan dengan bahaya oleh para predator.
Katak-katak yang lain memiliki pola-pola warna dapat menyamarkan mereka. Amfibia
(berasal dari kata amphibious berarti kedua ‘kedua cara hidup’) mengacu
pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup air dan
kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut kecebong, biasanya merupakan
herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik
dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya tidak memiliki kaki,
ia berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama metamorfosis yang menuju
ke ‘kehidupan kedua’, kecebong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang gendang
telinga eksternal dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan
karnivor. Dalam waktu yang sama insang menghilang, sisitem gurat sisi juga
menghilang pada sebagian besar spesies. (Campbell,2012:284)
Sebagai
contoh tidak seperti amfibia, reptil memiliki sisik-sisik yang
mengandung protein keratin(demikian pula kuku manusia). Sisik membantu
melindungi kulit dari desikasi dan abrasi. Selain itu kebanyakan reptil
menghasilkan telur-telur bercangkang di darat. Reptil seperti kadal dan ular
disebut ‘berdarah dingin’ karena mereka tidak menggunakan metabolisme secara
ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi reptil-reptil itu
mengatur suhu tubuh dengan menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya
banyak kadal yang berjemur di bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan
berteduh ketika udara terlalu hangat. (Campbell,2012:289)
Struktur
dan fisiologi Burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan
yang efisien. Yang paling utama di antara semua ini tentu saja adalah sayap.
Meskipun sayap itu memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk mencari makanan
yang cocok dan melimpah. Burung yang efisien seperti kapal terbang yang
efisien, harus ringan dan kuat. Keringan dicapai dengan bulu, tulang-tulang
yang berongga dan gonad tunggal(pada betina) yang membesar dan aktif hanya
selama musim kawin. Hilangnya gigi mengurangi berat kepala. Fungsi gihi ini
dilaksanakan oleh empedal yang terletak di dekat titik berat. Burung juga
mempunyai jantung beruang empat, dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu
tubuh yang tetap(homeotermi). Homeotermi pada gilirannya, memungkinkan laju
metabolisme yang tinggi pada semua suhu lingkungan. Burung dapat tetap aktif
dalam cuaca dingin, tidak seperti reptilia yang menjadi lamban begitu suhu
turun. Laju metabolisme yang tinggi mencerminkan pelepasan energi yang cepat
untuk terbang. Burung mendapatkan energi dari makanan pekat dan khususnya kaya
akan lemak seperti biji-bijian, insekta dan hewan lain. (Kimball,1983:939).
IV.
Alat dan Bahan
4.1 Alat
a. Papan
seksi
b. Pinset
c. Jarum
bertangkai
d. Loupe
e. Kertas
tissu
4.2 Bahan
a. Siput
kebun (Acantina fulica)
b. Udang
(Cambarus sp)
c. Ikan
mas (Cyprinus rotundus)
d. Katak
Hijau (Rana sp)
V.
Langkah Kerja
Meletakkan
bahan pada papan seksi
|
Mengamati
bahan sesuai nomor urutnya dimulai dari siput sampai katak
|
Menggambar
bahan bahan yang diteliti tersebut
|
VII.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini yaitu mengenai keanekaragaman organisme, mulai dari hewan invertebrata
maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang diamati yaitu siput kebun (Acatina fulica) dan udang (Cambarus) ikan mas (Cyprinus carpio) dan katak hijau (Rana sp.) sebagai hewan yang mewakili vertebrata.
1. Hewan pertama yang diamati adalah siput kebun
(Acatina fulica).
Klasifikasi
siput kebun
Kingdom
: Animalia
Phylum :Molluska
Kelas :Gastropoda
Ordo :Pulmonata
Famili Achanidae
Genus
: Achatina
Species : Achatina
fulica
Morfologi
Umum Achatina Fulica
a.Bagian Kepala (Caput) ,terdapat :
- Photoreseptor (Sepasang Tentakel
yang panjang ,tegak ke atas), sebagai alat penerima rangsang cahaya karena
memiliki Stigma ( mata di ujung tetakel,berbentuk bulat) dan Stylus(Tungkai
tentakel) yang dapat dijulurkan dan ditarik
- Khemoreseptor (Tentakel pendek
,sepasang ,mengarah ke bawah ) sebagi alat penerimasensor kimiawi sekaligus
sebagai alat peraba- Rima Oris (Celah mulut) ,tepinya bergigi halus (Radula)
.untuk membuktikannya ,perlu mulutnya diraba dengan ujung jari
b.Kaki perut (Gastropodos) ,lebar dan pipih ,sebagai alt gerak ,memiliki banyak kelenjar penghasil mucus (Lendir).bagian Muskuler ini dapt di Konsumsi
b.Kaki perut (Gastropodos) ,lebar dan pipih ,sebagai alt gerak ,memiliki banyak kelenjar penghasil mucus (Lendir).bagian Muskuler ini dapt di Konsumsi
c.Anus (Muara saluran cerna )
.nampak jelas
d.Porus
Genitalis (Muara organ genitalia) ,terletak di bagian Photoreseptor ,berfungsi
untuk lewatnya penis pada saat Kopulasi
Siput kebun tercakup di dalam sub clasiss
pulmonata dari clasiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat
besar. Siput darat berbeda dengan gastropoda lainnya, pertama, dalam hal
pernapasan, ia sudah tidak memiliki ctenidia, yaitu semacam insang dan
fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh
pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang
utama terkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa
jaringan pengikat di dalamnya. Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti
kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan
bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung
terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di
antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung
culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus
tertutup, maka cangkang disebut imperforate.
Siput kebun termasuk keong darat yang pada
umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari
(nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh factor
gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh factor suhu dan kelembaban
lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan, banyak ditemukan bekicot
berkeliaran dimana-mana.
Bekicot termasuk
golongan mollusca karena memiliki badan lunak dan coelom tanpa segmen. Badan
ditutup oleh cangkang, panjang sekitar 90 mm. ciri-ciri umumnya yakni memiliki
sel-sel kemoreseptor yang terletak pada ujung tentakel okuler dan juga memiliki
reseptor cahaya berupa ocelli. Menurut hasil penelitian Issogianti dengan
menggunakan SEM, tentakel okuler bekicot mempunyai susunan serupa dengan
tentakel Helix pomatia
-
Cangkang
Cangkang siput digunakan untuk
melindungi diri. Ada yang tanpa penutup dan ada yang dengan penutup atau
operculum (operculum). Operkulum ini terbuat dari zat kapur atau zat
tanduk yang lebih luas. Operkulum menunjukkan garis-garis pertumbuhan dan
kadang-kadang dapat digunakan untuk menentukan umur. Bentuk cangkang setiap
jenis berbeda dan mensifati jenis itu. Bentuk cangkang juga dapat dikaitkan
dengan pola habitatnya Cangkang
gastropoda terdiri dari 4 lapisan. Paling luar adalah periostrakum, yang
merupakan lapisan tipis terdiri dari bahan protein seperti zat tanduk, disebut
conchiolin atau conchin. Pada lapisan ini terdapat endapan pigmen beraneka
warna, yang menjadikan banyak cangkang siput indah warnanya, kuning hijau
cemerlang, dengan bercak-bercak merah arah garis-garis cerah. Periostrakum
berfungsi untuk melindungi lapisan dibawahnya yang terdiri dari kalsium
karbonat terhadap erosi Warna cangkang siput kebun yang beraneka ragam berasal
dari mantle. Mantle siput kebun terletak di sebelah depan pada bagian dalam
cangkangnya. Makanannya yang banyak mengandung calsium carbonat dan pigmen
masuk ke dalam plasma darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, kemudian calsium
carbonat serta pigmen tersebut diserap oleh mantle, dan kemudian mantle ini
mengeluarkan sel-sel yang dapat membentuk struktur cangkang serta corak warna
pada cangkang. Tergantung dari pada faktor keturunan, struktur cangkang dapat
dibuat tonjolan-tonjolan ataupun duri-duri. Jadi mantel tersebut merupakan
arsitek dalam pembentukan struktur serta corak warna dari cangkang gastropoda.
Lapisan kalsium karbonat terdiri atas 3 lapisan atau lebih, yang terluar adalah
prismatic atau palisade, lapisan tengah adalah lamella dan paling dalam adalah
lapisan nacre atau hypostracum. Lapisan prismatic terdiri atas Kristal calcite
yang tersusun vertikal, masing-masing diselaputi matriks protein yang tipis.
Lapisan tengah dan lapisan nacre terdiri atas lembaran-lembaran aragonite dalam
matriks organik tipis. Siput-siput yang permukaan luar cangkangnya mengkilap dikarenakan
mantlenya keluar ke atas permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua
arah yaitu dari sisi kiri dan kanan. Pada umumnya cangkang siput yang
hidup di laut lebih tebal dibandingkan dengan siput darat, hal ini
dikarenakan banyak sekali kapur yang dihasilkan oleh binatang bunga karang yang
hidup di laut. Munculnya warna pada cangkang juga dipengaruhi oleh intensitas
cahaya. Pada perairan yang dangkal biasanya cangkang berwarna sangat terang,
sedangkan pada perairan yang dalam cangkangnya biasanya lebih gelap Tipe
cangkang gastropoda terdiri dari 17 tipe yaitu: tipe conical, biconical,
obconical, turreted, fusiform, patelliform, spherical, ovoid, discoidal,
involute, globose, lenticular, obovatus, bulloid, turbinate, cylindrical dan
trochoid. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati dan menggambar cangkang
yaitu:
1. Ukuran cangkang
Panjang cangkang diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior.
Lebar cangkang diukur dari sisi ke sisi pada bagian body world yang terlebar.
2. Arah putaran cangkang Dapat diketahui dengan cara merunut arah
putaran cangkang dari apeks cangkang. Jika arah putaran sesuai dengan putaran
arah jarum jam maka disebut dekstral, contohnya pada Babylonia canaliculata.
Sebaliknya jika arah putaran cangkang berlawanan dengan arah jarum jam disebut
sinistral
Reproduksi siput kebun
susunan alat reproduksi siput kebun terdiri Saluran
ovotestis terdiri dari 3 bagian yaitu saluran ovotestis apical, vesikula
ovisperm, dan ovotestis basal. Vesikula ovisperm berfungsi untuk tempat
penimbunan sperma. Sepanjang spermoviduk, saluran sperma dipisahkan secara
tidak sempurna dengan uterus. Uterus dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
apical dan bagian basal. Pada dindingnya terdapat banyak lipatan yang mengandung banyak kelenjar
calcic dan mukosa. Kelenjar lainnya adalah kelenjar albumen yang membesar pada
saat musim birahi. Dalam kelenjar tersebut dijumpai glikogen dan galaktogen.
Saluran albumen meninggalkan kelenjar albumen yang bermuara di Carrefour di
bagian basal saluran ovotestis. Albumen berfungsi sebagai pelumas saat
pelepasan telur dan sebagai pembungkus telur yang dapat menjaga kelembaban
telur selama pengeraman karena mampu menyerap air dari sekitarnya. Vagina dan
penis bersama-sama bertemu di atrium genital dan bermuara ke luar pada aperture
genital.
di dalam kantong telur terdapat
banyak telur yang telah bercangkang. Banyaknya telur yang bercangkang dalam
kantong telur menunjukkan hubungan dengan besarnya kelenjar albumen. Artinya
bila kelenjar albumen besar amak di dalam kantong telur dijumpai banyak telur
bercangkang sebaliknya bila kelenjar albumen kecil telur bercangkang dalam
kantong telur sedikit.
Siput kebun bersifat hermaphrodit ambiseksual
dimana sperma dan oosit dihasilkan secara simultan. Bekicot pada umumnya
menghasilkan sperma sebelum dimulainya oogenesis (protandri)
fungsi reproduksi bekicot dikontrol
oleh sel-sel neurosekretorik yang berasal dari otak dan dari tentakel okuler.
Pemotongan tentakel okuler bekicot berakibat meningkatkan oogenesis. Ini
artinya terjadi kontrol bersama antara fungsi hormone tentakuler (menekan
oogenesis) dan system neurohormonal dari otak (memacu oogenesis).
2. Hewan yang kedua yang diamati adalah udang (Cambarus sp), adapun klasifikasi udanga
adalah sebagai brikut:
Kingdom
: Animalia
Subkingdom
: Metazoa
Filum
: Arthropoda
Subfilum
:Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Subkelas
: Eumalacostraca
Ordo
: Decapoda
Subordo
: Dendrobrachiata
Famili
:Panaeidae
Spesies
:Cambarus sp
Morfologi Udang
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan
bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di
bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari
6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang)
yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan
satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang
kepala atau carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S
yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7
gerigi dan bagian bawahnya 3 Bagian kepala lainnya adalah:
a. Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
b. Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula)
yang
kuat.
d. Dua pasang sungut kecil atau antennula.
e. Sepasang sirip kepala (scophocerit).
f. Sepasang alat pembantu rahang (maxilliped).
g. Lima pasang kaki jalan (periopoda), kaki jalan pertama, kedua dan
ketiga
bercapit yang dinamakan chela.
h. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan dan perut (abdomen)
tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis.
Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai
dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan
bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang
meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa
diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada
ujung ruas keenam.
3.
Hewan yang ketiga adalah ikan mas (Cyprinus carpio) hewan ini termasuk vertebrata
Klasifikasi ikan mas
Phylum : Chordata
Sub. Phylum : Vertebrata
Super Class : Pisces
Class : Ostechtyes
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Cyprinoidea
Sub Ordo : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Morfolgi ikan mas
Morfologi atau bentuk luar ikan
pada umumnya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu bagian kepala (caput),
bagian badan (truncus) dan bagian ekor (cauda). Pada bagian
kepala pelajarilah organ-organ di daerah rongga mulut (cavum oris), mata
(organon visus) beserta bagian-bagiannya seperti cornea, sclera, iris
dan lain-lainnya, cekung hidung (fovea nasalis) dan tutup insang
(apparatus operculare) beserta bagian-bagiannya (operculum, membrana
branchiostegalis, radii branchiostegii, dan branchiae). Pada bagian truncus
(badan) terdapat sisik (squama) dengan tipe-tipe ctenoid, cycloid,
ganoid dan sebagainya. Selain itu terdapat sirip (pinnae), yang
terdiri dari pinnae tunggal dan pinnae sepasang. Kemudian terdapat pula linea
lateralis atau gurat sisi, yang membujur di sepanjang kedua sisi tubuh
sampai ekor.
Linea
lateralis : Linea lateris continue
Linea
lateralis ini digunakan untuk mengukur tekanan air lingkungannya.
ü Sisik :
Cycloid
·
Sirip: terdiri dari 5 buah sirip
yaitu
ü Sirip punggung
(sirip punggung panjang terletak di
bagian punggung);
ü Sirip dada (sirip dada sepasang terletak di
belakang tutup insang, dengan satu jari keras dan yang lain ber jari – jari
lemah ) ;
ü Sirip perut (sirip perut terletak abdominal
pangkalnya terletak di pertengahan sirip pectoral);
ü Sirip dubur (sirip dubur berjari keras dan
bagian akhirnya bergigi) dan
ü Sirip ekor.
ü Tipe
ekor : bercagak
ü Tipe
Mulut : Tipe mulut inferior
ü Badan
: memanjang, memipih tegak (comprossed) dan bersisik.
ü Bentuk
tubuh : laterolateral
Sistem Reproduksi
Ikan Mas
merupakan kelompok hewan teleostei, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi
oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang
rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan
dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan
melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal).
Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada
tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti
bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu
24 – 40 jam.
Anak ikan yang
baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang
tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian
banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
·
Sistem Genitalia Jantan
1. Testis berjumlah sepasang,
digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval
dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali
berlobus.
2. Saluran
reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan
menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut
dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula
seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan
bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem
reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
·
Sistem
Genitalia Betina
1. Ovarium pada
Elasmoranchi padat, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa
yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular
dan berjumlah sepasang.
2. Saluran
reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang
memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada
bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang
bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung
dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang.
Teleostei tidak memiliki kloaka.
4.
Hewan yang keempat yang diamati adalah katak hijau (Rana sp). Hewan ini merupakan contoh hewan invertebrata.
Klasifikasi
katak hijau (Rana sp)
Phyllum
: Chordata
Subphyllum
: Vertebrata
Superclassis
: Tetrapoda
Classis
: Amphibia
Ordo
: Anura
Subordo :
Phaneroglossa
Familia
: Ranidae
Genus
: Rana
Spesies
: Rana sp
Morfologi katak hijau terdiri dari
kepala (caput), badan (trunctts), dan anggota depan (extrimitas anterior) serta belakang (extimilas posterior). Dari morfologinya dapat dibedakan antara katak jantan den katak betina. Perbedaan katak jantan
dari betina:
1.
Tubuh lebih kecil.
2. Terdapat pigmentasi di
daerah mandibula.
3. Mempunyai bantalan kawin
pada sisi luar medial jari pertama kaki depan.
4.
Mempunyai sepasangkantong suara (saccus vocalis) pada rahang bawah yang berfungsi sebagai resonansi suara, hanya
katak jantan yang dapat bersuara.
Pengamatan morfologi luar (inspectio) pada hewan ini akan tampak bagian-bagian sebagai berikut
: caput (kepala), collum/servix (tidak jelas), trunchus/abdomen dan extremitas
librea (anggota badan bebas) berupa extremitas anterior (kaki depan) dan
extremitas posterior (kaki belakang) dilengkapi dengan selaput renang (membrane
natatoria).Pada daerah kepala akan nampak adanya lubang hidung (nares anteriores), celah mulut (rima oris) jika akan dibuka akan nampak
rongga mulut (cavum oris), organ penglihatan
yang dilindungi selaput tipis yang dapat digerakkan (membrane nictitans) dari
bawah k eats, kelopak mata atas (palpebrae
superior) dan kelopak mata bawah (palpebrae
inferior). Tampak juga adanya selaput mendengar (membrane tympany) yang melekat pada cincin tulang rawan annulus tympanycus yang melingkar. Pada cavum oris setelah rima oris dibuka maka
akan nampak rongga mulut yang dibentuk oleh rahang atas (maxilla) dan rahang bawah (mandibulla).
Di dalam rongga mulut terdapat :
1.
Lubang hidung dalam (nares posteriors).
2.
Gigi-gigi yang bentuknya sama (homodont), ada 2 jenis yaitu dentis maxillaries
dan dentis vomeris.
3. Palatum (langit-langit).
4.
Pada sudut bawah kiri-kanan terdapat lubang yang berhubungan dengan membrane
tympany yaitu osteum tuba auditiva.
5. Aditus pharyngeum yaitu
lubang yang menutup saluran cerna .
6. aditus larynges (lubang
rima glotidis) menuju saluran pernafasan.
7.
Porus vocalis yanitu lubang mandibulla yang menuju ke saccus vocalis (hanya
pada jantan).
8. Lingua bifida yang
menggulung ke belakang karena pangkal lidah di ujung mandibulla.
Kulit luar katak (Rana sp) selalu basah karena adanya
kelenjar sekresi lendir yang sangat banyak. Kulit mudah terlepas dari tubuhnya
karena kulit dan otot terdapat kantong-kantong limfa (saccus limphaticus). Setelah kulit dibuka melalui daerah ventral
(perut) akan adanya saccus limphaticus yaitu : SL. dorsalis (belakang/paling besar),
SL. submandibularis (bawah mandibula), SL. pectoralis (dada), SL. abdominalis
(perut) SL. lateralis (perut samping), SL. brachialis (lengan atas), SL.
femoralis (paha) dan SL. crisalis (betis). Di bawah saccus limphaticus terdapat otot-otot sebagai berikut, pada daerah
dorsal akan anmpak musculus dorsalis scapulae, latisimus dorsi dan longisimus
dorsi sedanga pada daerah ventral akan tampak musculus: submandibularis,
pectoralis, rectus abdomonis, obliqus abdominis. Pada extremitas tampak
musculus femoralis (paha) dan gastrocnemius (betis).
Sedangkan
organ bagian dalam tubuh katak terdiri dari sistem saluran makanan,
kelamin, dan kencing. Ventrikulus dapat dibedakan manjadi bagian cardiac yaitu yang
berhubungan dengan esophagus, dan bagian pylorus yaitu yang
berhubungan dengan intestinum. Usus atau intestinum dapat dibedakan menjadi intestinum
tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar).
Kelenjar pencernaan yang ada adalah hepar dan pancreas. Hepar terdiri atas
bagian kanan (lobus dexter) dan bagian kiri (lobos
sinister). Dari hepar keluar saluran kelenjar yang disebut ductus hepaticus yang fungsinya untuk
menyalurkan empedu. Vesica fellea terletak di antara kedua lobi tersebut. Dari
vesica fellea keluar saluran
yang disebut ductus cysticus. Ductus hepaticus dan D. cysticus bersatu membentuk ductus
choledochus yang berjalan menuju usus halos melewati pancreas. Pankreas berwarna kekuningan melekat di antara ventrikulus dan duodenum (bagian awal usus
halos). Pankreas akan menyalurkan produknya ke duodenum melalui saluran yang disebut
dustus pancreaticus. Sistem
syaraf pada katak dapat dilihat
setelah visceral dibuang sehingga nampak deretan syarafperifer disepanjang ruas
tulang belakang yang berjumlah 10 pasang dari atas ke bawah, yaitu syaraf 1-3
bergabung membentuk flexus branchialis, syaraf 4-6 ke abdomen dan syaraf 7-9
membentuk flexus lumbosacralis/ ischiococcygeneus. Sampai di sini kita melihat bahwa semakin maju organisme semakin kompleks system organ dan
mekanisme distribusi produk dari satu
organ ke organ lain, tidak semata-mata melalui difusi.
Tanda-tanda khusus (karakteristik)
katak (Rana sp) adalah sebagai
berikut:
1.
Kulit licin, mempunyai banyak kelenjar (glandulae) dan tidak bersisik (squama).
2. Mempunyai 2 pasang kaki
untuk berjalan dan berenang.
3. Mempunyai
2 lubang hidung luar (nares anteriores) yang berhubungan dengan rongga mulut. Membrana tymphani tampak luar. Lidah
dapat dijulurkan sehingga secara menggulung (pangkal lidahnya di depan), bentuk
lidah lingua bifida.
4. Cor (jantung) terdiri 3
ruang (2 atrium dan 1 ventrikel), eritrosit oval dan berinti.
5.
Bernafas dengan paru-paru (pulmo) dan kulit (cutis/cutan/integumen) pada yang
dewasa dan melalui insang luar (external branchia) pada larvanya.
6. Syarat otak (nervi
cranialis) berjumlah 10 pasang.
7.
Temperatur badannya berubah mengikuti lingkungan (poikiloterm), sebab belum
mempunyai lobus pengatur tubuh pada otaknya.
8. Pembuahan di luartubuh
(external fertilisasi).
9. Stadium larva hidup secara
aquatis dan akan mengalami metamorfosis.
VIII.
Penutup
8.1 Kesimpulan
-
Tingkat keanekaragaman organisme hewan berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi hewan vertebrata yang diwakili
siput (Acatina fulica) dan udang (Cambarus sp) dan hewan invertebrata yang
diwakili katak hijau (Rana sp) dan
ikan mas (Cyprinus carpio)
-
Siput kebun (Acatina fulica) digiolongkan ke dalam kelas Mollusca karena
tubuhnya lunak serta tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang keras yang
terbuat dari kalsium karbonat.
-
Pada udang (Cambarus sp.) tergolong ke dalam filum Arthropoda karena tubuhnya beruas-ruas,
alat gerak bersegmen dan rangka luar
berupa kitin.
-
Pada ikan mas (Cyprinus carpio), digolongkan ke dalam hewan vertebrata karena
tubuhnya sudah memiliki tulang belakang. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian
kepala (mulut dan mata) kemudian diikuti sirip perut, sirip dada, sirip
punggung, sirip anus cauda, gurat sisi dan anus.
-
Katak hijau (Rana sp) termasuk hewan vertebrata juga karena sudah bertulang
belakang pada tubuhnya. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian kepala, bagian
badan, mulut, mata , membran timpani, tungkai depan dan belakang serta kloaka
untuk lubang pengeluaran.
8.2 Saran
Sebaiknya
hewan-hewan atau papan seksi yang bau disterilkan agar tidak bau sehingga tidak
menganggu praktikan. Agar praktikan lebih fokus dalam pengamatan. Dan sebaiknya
praktikan tidak jijik dengan bahan praktikan agar dapat memahami karakteristik
hewan secera mendetail.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil. A dan Jane B.
Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kimball,John W .1983. Biologi
Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan
Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa.
Saktiyono.
1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sutarmi,
S. 1987. Biologi. Bandung: ITB.
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Universitas Jember.
Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum.
Jember : unej.
0 komentar:
Posting Komentar