Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs


-
Kamis, 27 Februari 2014

Keanekaragaman Organisme Hewan

I.                    Judul
Keanekaragaman Organisme Hewan

II.                 Tujuan
Mempelajari morfologi hewan invertebrata yang diwakili oleh udang dan siput serta hewan bertulang belakang atau vertebrata diwakili oleh ikan dan katak.

III.               Dasar Teori
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin komplek. Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. Terdapat berbagai macam klasifikasi dari kelompok hewan invertebrata yaitu:
a.       Porifera
Porifera adalah hewan yang berlubang lubang (berpori), hidup diair tawar, dirawa, dilaut yang dangkal , air jernih dan tenang. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik ( dua lapisan jaringan ). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel sel leher (koanosit). Tubuh menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar (oskulum), tubuh lunak, permukaannya berpori (ostium). Porifera terdiri dari kelas Calcarea, kelas Demospongie dan kelas Hexactinelida (Saktiono, 1999: 73-74).
b.      Colenterata
Colentrata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Kelas Colentrata terdiri dari Hydrozoa, Scyphozoa dan  Anthozoa ( Sutarmi, 1987: 84).


c.                   Platyhelmintes
pemberian nama pada hewan ini sangat tepat. Hewan ini simetris bilateral dengan sisi kiri dan kanan, permukaan dorsal dan ventral dan juga anterior dan posterior. Dua kelas cacing pipih semata-mata terdiri atas bentuk-bentuk parasit. Cacing hati dewasa(Kelas Trematoda) melekat pada inangnya dengan alat penghisap yang terdapat dipermukaan ventral. Banyak yang menghasilkan larva yang juga merupakan parasit tetapi pada inang yang berbeda, biasanya beberapa spesies siput. Cacing pita(Kelas Cestoda), sepertinya halnya cacing hati merupakan parasit. Hewan dewasa hidup dalam usus inangnya dan menyerap zat makanan dari sekelilingnya. Sebagian besar cacing pita membutuhkan dua atau lebih inang untuk menyelesaikan daur hidupnya. Manusia dapat ditulari cacing pita karena makan ikan, daging sapi dan babi yang tidak matang. (Kimball,1983:900).
d.                  Nemathelmintes
merupakan cacing gilik yang tubuhnya berbentuk meruncing pada kedua ujungnya dan tertutup kutikula yang licin dengan garis yang melingkar halus. Ada yang hidup bebas dalam tanah yang lembab, ada pula yang hidup parasit dalam saluran pencernaan, otot, bawah kulit dan jaringan tubuh pengikat tompangan. Pada nemathelmintes yang parasit ada yang memiliki tingkat hidup larva yang menempuh perjalanan hidup sementara di tanah atau dalam cairan tubuh tompang. Contoh: cacing gelang dan cacing tambang. (Waluyo,2010:96).
e.      Annelida
cacing dari Phylum ini bersegmen artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur seperti saluran pencernaan terdapat disepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh dari tertutup dan sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian ventral. Pada phylum annelida ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga kelas. Kelas yang terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing laut seperti cacing palolo. Cacing tanah biasa dan sejumlah cacing air tawar adalah anggota kelas Oligochaeta. Kelas ketiga Hirudinea terdiri atas lintah. (Kimball,1983:906).
f.     Mollusca
Tubuh lunak, tidak beruas-ruas, simetri bilateral, memiliki lapisan mantel yang berfungsi memproduksi zat kapur sebagai bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak. Cangkang terbuat dari zat kapur, terletak diluar tubuh, ada juga yang di dalam tubuh. Kelas Mollusca yaitu Amphieura, Gastropoda, Scaphopoda, Bivalvia dan Cephalopoda. Salah satu anggota dari filum ini adalah Gastropoda dimana contohnya adalah siput kebun (Acantina fulica). Struktur tubuh hewan ini adalah kepalanya mempunyai dua pasang tentakel. Satu pasang tentakel pendek dan satu pasang tentakel panjang. Pada ujung tentakel  yang panjang terdapat mata, terdapat mulut dengan faring yang berotot dan terdapat radula dengan gigi yang terbuat dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang berotot. Bagian tubuh ini terdapat di bagian cangkang yang umumnya terbuat dari kalsium karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat lubang kelamin yang letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak  besar yaitu lubang respirasi dan anus. Matel merupakan selaput tipis yang berfungsi menghasilkan cangkang atau dapat pula digunakan untuk respirasi (Tim Dosen Pembina, 2012 :39).
g. Arthropoda
berkaitan dengan bangun tubuhnya yang beruas-ruas, eksoskeleton yang keras dan tonjolan yang berbuku(arthropoda berarti ‘kaki berbuku’). Tubuh arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suati eksoskeleton yang terbuat dari lapisan-lapisan protein dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada beberapa bagian tubuh maupun setipis kertas dan pleksibel di bagian-bagian lain. Beberapa kelas pada Arthropoda yaitu Arachnida  merupakan kelompok yang mencakup kalajengking, laba-laba, caplak dan tungau. Arachnida memiliki sefalotoraks yang terdiri dari enam pasang tonjolan: kelisera, sepasang tonjolan yang disebut pedipalpus berfungsi dalam mengindra, mencari makanan atau reproduksi dan empat pasang kaki untuk berjalan. Laba-laba menggunakan kelisera mirip taring yang dilengkapi dengan kelenjar bisa untuk menyerang korban. Kaki seribu (Kelas Diplopoda) memiliki kaki yang berjumlah banyak walaupun kurang dari seribu seperti namanya. Tidak seperti kaki seribu, lipan(Kelas Chilopoda) adalah karnivor. Setiap segmen pada daerah batang tubuh lipan memiliki sepasang kaki. Serangga(kelas Insekta) memiliki lebih banyak spesies daripada semua makhluk lain apabila digabungkan. Crustacea biasanya memiliki tonjolan yang sangat terspesialisasi. Lobster dan udang karang misalnya memiliki seperangkat tonjolan berjumlah 19 pasang. Tonjolan yang paling interior adalah antena. Crustacea adalah salah satunya arthropoda dengan dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk mandibula yang keras. Kaki jalan terdapat pada thoraks dan tidak seperti serangga crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya. Tonjolan yang hilang dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya. (Campbell,2012:257).
g.              Echinodermata
Hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih, dan tidak bergelombang. Beberapa kelas dari filum ini adalah Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Echinoidea dan Holothuroidea (Saktiono, 1999: 77).
            Hewan vertebrata merupakan hewan yang mempunyai tulang belakang dengan rangka yang beruas-ruas dan dilekati oleh otot pada bagian luarnya. Hewan vertebrata dikelompokkan menjadi 5  kelas yaitu ikan (Pisces), amfibi, reptilia, mamalia, burung (aves) .
2.         Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Vertebrata memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Rangka itu beruas-ruas, dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem saraf pusatdan sistem saraf tepi. Vertebrata ini umumnya hewan tingkat tinggi yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan fungsi tertentu. Ciri-ciri hewan bertulang belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan umumnya secara generatif, susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu diantara saluran pencernaan. Hewan bertulang belakang dibagi menjadi lima kelas. (Waluyo,2010:100).

a. Ikan (Pisces)
 tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda. Kulit(cutis) terdiri atas dermis dan epidermis. Sisik-sisik yang menutupi tubuhnya terbuat dari jaringan tulang dan jari-jari sirip dapat dianggap sebagai eksoskeleton. Jantung ikan mempunyai satu ventrikel sehingga berdarah dingin. Pisces hidup di air, hewan dari kelas ini belum mempunyai rahang sehingga bentuk mulutnya seperti cacing, bernapas dengan insang. Bentuk tubuhnya torpedo untuk memudahkan bergerak dalam air. (Waluyo,2010:100)
Sebagai contoh ikan Osteichthyes atau ikan bertulang adalah ikan mas atau Cyprinus carpio. Sifat atau morfologi dari ikan Osteichthyes yang penting adalah sisik yang terbentuk tipis dan mudah dilepas. Dibagian luar dari sisik tadi tertutup oleh lapisan lendir. Insang ditutup oleh operkulum dengan sepasang celah insang. Sirip terlihat seperti duri tau tulang yang dihubungkan oleh lapisan lunak yang tipis. Pada ikan mas terdapat sirip dorsal, sirip ekor, sirip dada, sirip pelvik dan sirip anal. (Parjatmo,1987:75).

b.Amfibia
(amphibian, Kelas Amphibi) kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies salamander(Ordo Urodela ‘yang berekor’), katak(Ordo Anura ‘yang tak berekor’) dan sesilia(Ordo Apoda ‘yang tak berkaki’). Anura yang berjumlah sekitar 5.420 spesies, lebih terspesialisasi untuk bergerak di daratan daripada urodela. Katak dewasa menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak menangkap serangga dan mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dan lengket, yang melekat ke bagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan dari predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya menyekresikan mukus yang tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun memiliki warna cerah yang tampaknya diasosiasikan dengan bahaya oleh para predator. Katak-katak yang lain memiliki pola-pola warna dapat menyamarkan mereka. Amfibia (berasal dari kata amphibious berarti kedua ‘kedua cara hidup’) mengacu pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup air dan kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut kecebong, biasanya merupakan herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya tidak memiliki kaki, ia berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama metamorfosis yang menuju ke ‘kehidupan kedua’, kecebong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan karnivor. Dalam waktu yang sama insang menghilang, sisitem gurat sisi juga menghilang pada sebagian besar spesies. (Campbell,2012:284)
Sebagai contoh tidak seperti amfibia, reptil memiliki sisik-sisik yang mengandung protein keratin(demikian pula kuku manusia). Sisik membantu melindungi kulit dari desikasi dan abrasi. Selain itu kebanyakan reptil menghasilkan telur-telur bercangkang di darat. Reptil seperti kadal dan ular disebut ‘berdarah dingin’ karena mereka tidak menggunakan metabolisme secara ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh dengan menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya banyak kadal yang berjemur di bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika udara terlalu hangat. (Campbell,2012:289)
Struktur dan fisiologi Burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sayap itu memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan melimpah. Burung yang efisien seperti kapal terbang yang efisien, harus ringan dan kuat. Keringan dicapai dengan bulu, tulang-tulang yang berongga dan gonad tunggal(pada betina) yang membesar dan aktif hanya selama musim kawin. Hilangnya gigi mengurangi berat kepala. Fungsi gihi ini dilaksanakan oleh empedal yang terletak di dekat titik berat. Burung juga mempunyai jantung beruang empat, dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu tubuh yang tetap(homeotermi). Homeotermi pada gilirannya, memungkinkan laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu lingkungan. Burung dapat tetap aktif dalam cuaca dingin, tidak seperti reptilia yang menjadi lamban begitu suhu turun. Laju metabolisme yang tinggi mencerminkan pelepasan energi yang cepat untuk terbang. Burung mendapatkan energi dari makanan pekat dan khususnya kaya akan lemak seperti biji-bijian, insekta dan hewan lain. (Kimball,1983:939).


IV.              Alat dan Bahan
4.1  Alat
a.       Papan seksi
b.      Pinset
c.       Jarum bertangkai
d.      Loupe
e.       Kertas tissu
4.2  Bahan
a.       Siput kebun (Acantina fulica)
b.      Udang (Cambarus sp)
c.       Ikan mas (Cyprinus rotundus)
d.      Katak Hijau (Rana sp)



V.                 Langkah Kerja

Meletakkan bahan pada papan seksi

Mengamati bahan sesuai nomor urutnya dimulai dari siput sampai katak

Menggambar bahan bahan yang diteliti tersebut
 


                                                                         
Gambar Katak Hijau (Rana sp)




VII.            Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai keanekaragaman organisme, mulai dari hewan invertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang diamati yaitu siput kebun (Acatina fulica) dan udang (Cambarus) ikan mas (Cyprinus carpio) dan katak hijau (Rana sp.) sebagai hewan yang mewakili vertebrata.
1.  Hewan pertama yang diamati adalah siput kebun (Acatina fulica).
Klasifikasi siput kebun
Kingdom    : Animalia
Phylum       :Molluska
Kelas       :Gastropoda
Ordo         :Pulmonata
Famili        Achanidae
Genus         : Achatina
Species      : Achatina fulica
    Morfologi Umum Achatina Fulica
a.Bagian Kepala (Caput) ,terdapat :
- Photoreseptor (Sepasang Tentakel yang panjang ,tegak ke atas), sebagai alat penerima rangsang cahaya karena memiliki Stigma ( mata di ujung tetakel,berbentuk bulat) dan Stylus(Tungkai tentakel) yang dapat dijulurkan dan ditarik
- Khemoreseptor (Tentakel pendek ,sepasang ,mengarah ke bawah ) sebagi alat penerimasensor kimiawi sekaligus sebagai alat peraba- Rima Oris (Celah mulut) ,tepinya bergigi halus (Radula) .untuk membuktikannya ,perlu mulutnya diraba dengan ujung jari
b.Kaki perut (Gastropodos) ,lebar dan pipih ,sebagai alt gerak ,memiliki banyak kelenjar penghasil mucus (Lendir).bagian Muskuler ini dapt di Konsumsi
c.Anus (Muara saluran cerna ) .nampak jelas
d.Porus Genitalis (Muara organ genitalia) ,terletak di bagian Photoreseptor ,berfungsi untuk lewatnya penis pada saat Kopulasi
Siput kebun tercakup di dalam sub clasiss pulmonata dari clasiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat besar. Siput darat berbeda dengan gastropoda lainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya. Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate.
Siput kebun termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh factor suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan, banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana.
Bekicot termasuk golongan mollusca karena memiliki badan lunak dan coelom tanpa segmen. Badan ditutup oleh cangkang, panjang sekitar 90 mm. ciri-ciri umumnya yakni memiliki sel-sel kemoreseptor yang terletak pada ujung tentakel okuler dan juga memiliki reseptor cahaya berupa ocelli. Menurut hasil penelitian Issogianti dengan menggunakan SEM, tentakel okuler bekicot mempunyai susunan serupa dengan tentakel Helix pomatia
-         Cangkang
Cangkang siput digunakan untuk melindungi diri. Ada yang tanpa penutup dan ada yang dengan penutup atau operculum (operculum). Operkulum ini terbuat dari zat kapur atau zat tanduk yang lebih luas. Operkulum menunjukkan garis-garis pertumbuhan dan kadang-kadang dapat digunakan untuk menentukan umur. Bentuk cangkang setiap jenis berbeda dan mensifati jenis itu. Bentuk cangkang juga dapat dikaitkan dengan pola habitatnya  Cangkang gastropoda terdiri dari 4 lapisan. Paling luar adalah periostrakum, yang merupakan lapisan tipis terdiri dari bahan protein seperti zat tanduk, disebut conchiolin atau conchin. Pada lapisan ini terdapat endapan pigmen beraneka warna, yang menjadikan banyak cangkang siput indah warnanya, kuning hijau cemerlang, dengan bercak-bercak merah arah garis-garis cerah. Periostrakum berfungsi untuk melindungi lapisan dibawahnya yang terdiri dari kalsium karbonat terhadap erosi Warna cangkang siput kebun yang beraneka ragam berasal dari mantle. Mantle siput kebun terletak di sebelah depan pada bagian dalam cangkangnya. Makanannya yang banyak mengandung calsium carbonat dan pigmen masuk ke dalam plasma darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, kemudian calsium carbonat serta pigmen tersebut diserap oleh mantle, dan kemudian mantle ini mengeluarkan sel-sel yang dapat membentuk struktur cangkang serta corak warna pada cangkang. Tergantung dari pada faktor keturunan, struktur cangkang dapat dibuat tonjolan-tonjolan ataupun duri-duri. Jadi mantel tersebut merupakan arsitek dalam pembentukan struktur serta corak warna dari cangkang gastropoda. Lapisan kalsium karbonat terdiri atas 3 lapisan atau lebih, yang terluar adalah prismatic atau palisade, lapisan tengah adalah lamella dan paling dalam adalah lapisan nacre atau hypostracum. Lapisan prismatic terdiri atas Kristal calcite yang tersusun vertikal, masing-masing diselaputi matriks protein yang tipis. Lapisan tengah dan lapisan nacre terdiri atas lembaran-lembaran aragonite dalam matriks organik tipis. Siput-siput yang permukaan luar cangkangnya mengkilap dikarenakan mantlenya keluar ke atas permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua arah yaitu dari sisi kiri dan kanan. Pada umumnya cangkang siput yang hidup di laut lebih tebal dibandingkan dengan siput darat, hal ini dikarenakan banyak sekali kapur yang dihasilkan oleh binatang bunga karang yang hidup di laut. Munculnya warna pada cangkang juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Pada perairan yang dangkal biasanya cangkang berwarna sangat terang, sedangkan pada perairan yang dalam cangkangnya biasanya lebih gelap Tipe cangkang gastropoda terdiri dari 17 tipe yaitu: tipe conical, biconical, obconical, turreted, fusiform, patelliform, spherical, ovoid, discoidal, involute, globose, lenticular, obovatus, bulloid, turbinate, cylindrical dan trochoid. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati dan menggambar cangkang yaitu:
1. Ukuran cangkang
Panjang cangkang diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior. Lebar cangkang diukur dari sisi ke sisi pada bagian body world yang terlebar.
2. Arah putaran cangkang Dapat diketahui dengan cara merunut arah putaran cangkang dari apeks cangkang. Jika arah putaran sesuai dengan putaran arah jarum jam maka disebut dekstral, contohnya pada Babylonia canaliculata. Sebaliknya jika arah putaran cangkang berlawanan dengan arah jarum jam disebut sinistral
Reproduksi siput kebun
 susunan alat reproduksi siput kebun terdiri Saluran ovotestis terdiri dari 3 bagian yaitu saluran ovotestis apical, vesikula ovisperm, dan ovotestis basal. Vesikula ovisperm berfungsi untuk tempat penimbunan sperma. Sepanjang spermoviduk, saluran sperma dipisahkan secara tidak sempurna dengan uterus. Uterus dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian apical dan bagian basal. Pada dindingnya terdapat banyak lipatan yang mengandung banyak kelenjar calcic dan mukosa. Kelenjar lainnya adalah kelenjar albumen yang membesar pada saat musim birahi. Dalam kelenjar tersebut dijumpai glikogen dan galaktogen. Saluran albumen meninggalkan kelenjar albumen yang bermuara di Carrefour di bagian basal saluran ovotestis. Albumen berfungsi sebagai pelumas saat pelepasan telur dan sebagai pembungkus telur yang dapat menjaga kelembaban telur selama pengeraman karena mampu menyerap air dari sekitarnya. Vagina dan penis bersama-sama bertemu di atrium genital dan bermuara ke luar pada aperture genital. 
di dalam kantong telur terdapat banyak telur yang telah bercangkang. Banyaknya telur yang bercangkang dalam kantong telur menunjukkan hubungan dengan besarnya kelenjar albumen. Artinya bila kelenjar albumen besar amak di dalam kantong telur dijumpai banyak telur bercangkang sebaliknya bila kelenjar albumen kecil telur bercangkang dalam kantong telur sedikit.
Siput kebun bersifat hermaphrodit ambiseksual dimana sperma dan oosit dihasilkan secara simultan. Bekicot pada umumnya menghasilkan sperma sebelum dimulainya oogenesis (protandri)
fungsi reproduksi bekicot dikontrol oleh sel-sel neurosekretorik yang berasal dari otak dan dari tentakel okuler. Pemotongan tentakel okuler bekicot berakibat meningkatkan oogenesis. Ini artinya terjadi kontrol bersama antara fungsi hormone tentakuler (menekan oogenesis) dan system neurohormonal dari otak (memacu oogenesis).

2.  Hewan yang kedua yang diamati adalah udang (Cambarus sp), adapun klasifikasi udanga adalah sebagai brikut:
Kingdom         : Animalia
Subkingdom    : Metazoa
Filum               : Arthropoda
Subfilum         :Crustacea
Kelas               : Malacostraca
Subkelas          : Eumalacostraca
Superordo       : Eucarida
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobrachiata
Famili              :Panaeidae
Spesies            :Cambarus sp
Morfologi Udang
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 Bagian kepala lainnya adalah:
a. Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
b. Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang
kuat.
d. Dua pasang sungut kecil atau antennula.
e. Sepasang sirip kepala (scophocerit).
f. Sepasang alat pembantu rahang (maxilliped).
g. Lima pasang kaki jalan (periopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga
bercapit yang dinamakan chela.
h. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan dan perut (abdomen) tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam.


3.   Hewan yang ketiga adalah ikan mas (Cyprinus carpio) hewan ini termasuk vertebrata
Klasifikasi ikan mas
Phylum                : Chordata
Sub. Phylum        : Vertebrata
Super Class        : Pisces
Class                  : Ostechtyes
Sub Class           : Actinopterygii
Ordo                  : Cyprinoidea
Sub Ordo           : Cyprinidae
Marga                 : Cyprinus
Spesies               : Cyprinus carpio
Morfolgi ikan mas
Morfologi atau bentuk luar ikan pada umumnya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu bagian kepala (caput), bagian badan (truncus) dan bagian ekor (cauda). Pada bagian kepala pelajarilah organ-organ di daerah rongga mulut (cavum oris), mata (organon visus) beserta bagian-bagiannya seperti cornea, sclera, iris dan lain-lainnya, cekung hidung (fovea nasalis) dan tutup insang (apparatus operculare) beserta bagian-bagiannya (operculum, membrana branchiostegalis, radii branchiostegii, dan branchiae). Pada bagian truncus (badan) terdapat sisik (squama) dengan tipe-tipe ctenoid, cycloid, ganoid dan sebagainya. Selain itu terdapat sirip (pinnae), yang terdiri dari pinnae tunggal dan pinnae sepasang. Kemudian terdapat pula linea lateralis atau gurat sisi, yang membujur di sepanjang kedua sisi tubuh sampai ekor.
Linea lateralis  : Linea lateris continue
                           Linea lateralis ini digunakan untuk mengukur tekanan air lingkungannya.
ü  Sisik     : Cycloid
·        Sirip: terdiri dari 5 buah sirip yaitu
ü  Sirip punggung (sirip punggung panjang terletak di bagian punggung);
ü  Sirip dada (sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari keras dan yang lain ber jari – jari lemah ) ;
ü  Sirip perut (sirip perut terletak abdominal pangkalnya terletak di pertengahan sirip pectoral);
ü  Sirip dubur (sirip dubur berjari keras dan bagian akhirnya bergigi) dan 
ü  Sirip ekor.
ü  Tipe ekor         :  bercagak
ü  Tipe Mulut      :  Tipe mulut inferior
ü  Badan              : memanjang, memipih tegak (comprossed) dan bersisik.
ü  Bentuk tubuh  :  laterolateral

Sistem Reproduksi
Ikan Mas merupakan kelompok hewan teleostei, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
·          Sistem Genitalia Jantan
1.      Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
2.      Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
·        Sistem Genitalia Betina
1.      Ovarium pada Elasmoranchi padat, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
2.      Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
4.   Hewan yang keempat yang diamati adalah katak hijau (Rana sp). Hewan ini merupakan contoh hewan invertebrata.
Klasifikasi katak hijau (Rana sp)
Phyllum         : Chordata
Subphyllum     : Vertebrata
Superclassis     : Tetrapoda
Classis             : Amphibia
Ordo                : Anura
Subordo          : Phaneroglossa
Familia            : Ranidae
Genus              : Rana
Spesies            : Rana sp

Morfologi katak hijau terdiri dari kepala (caput), badan (trunctts), dan anggota depan (extrimitas anterior) serta belakang (extimilas posterior). Dari morfologinya dapat dibedakan antara katak jantan den katak betina. Perbedaan katak jantan dari betina:
1.      Tubuh lebih kecil.
2.      Terdapat pigmentasi di daerah mandibula.
3.      Mempunyai bantalan kawin pada sisi luar medial jari pertama kaki depan.
4.      Mempunyai sepasangkantong suara (saccus vocalis) pada rahang bawah yang berfungsi sebagai resonansi suara, hanya katak jantan yang dapat bersuara.
Pengamatan morfologi luar (inspectio) pada hewan ini akan tampak bagian-bagian sebagai berikut : caput (kepala), collum/servix (tidak jelas), trunchus/abdomen dan extremitas librea (anggota badan bebas) berupa extremitas anterior (kaki depan) dan extremitas posterior (kaki belakang) dilengkapi dengan selaput renang (membrane natatoria).Pada daerah kepala akan nampak adanya lubang hidung (nares anteriores), celah mulut (rima oris) jika akan dibuka akan nampak rongga mulut (cavum oris), organ penglihatan yang dilindungi selaput tipis yang dapat digerakkan (membrane nictitans) dari bawah k eats, kelopak mata atas (palpebrae superior) dan kelopak mata bawah (palpebrae inferior). Tampak juga adanya selaput mendengar (membrane tympany) yang melekat pada cincin tulang rawan annulus tympanycus yang melingkar. Pada cavum oris setelah rima oris dibuka maka akan nampak rongga mulut yang dibentuk oleh rahang atas (maxilla) dan rahang bawah (mandibulla). Di dalam rongga mulut terdapat :

1.      Lubang hidung dalam (nares posteriors).
2.      Gigi-gigi yang bentuknya sama (homodont), ada 2 jenis yaitu dentis maxillaries dan dentis vomeris.
3.      Palatum (langit-langit).
4.      Pada sudut bawah kiri-kanan terdapat lubang yang berhubungan dengan membrane tympany  yaitu osteum tuba auditiva.
5.      Aditus pharyngeum yaitu lubang yang menutup saluran cerna .
6.      aditus larynges (lubang rima glotidis) menuju saluran pernafasan.
7.      Porus vocalis yanitu lubang mandibulla yang menuju ke saccus vocalis (hanya pada jantan).
8.      Lingua bifida yang menggulung ke belakang karena pangkal lidah di ujung mandibulla.
Kulit luar katak (Rana sp) selalu basah karena adanya kelenjar sekresi lendir yang sangat banyak. Kulit mudah terlepas dari tubuhnya karena kulit dan otot terdapat kantong-kantong limfa (saccus limphaticus). Setelah kulit dibuka melalui daerah ventral (perut) akan adanya saccus limphaticus  yaitu : SL. dorsalis (belakang/paling besar), SL. submandibularis (bawah mandibula), SL. pectoralis (dada), SL. abdominalis (perut) SL. lateralis (perut samping), SL. brachialis (lengan atas), SL. femoralis (paha) dan SL. crisalis (betis). Di bawah saccus limphaticus terdapat otot-otot sebagai berikut, pada daerah dorsal akan anmpak musculus dorsalis scapulae, latisimus dorsi dan longisimus dorsi sedanga pada daerah ventral akan tampak musculus: submandibularis, pectoralis, rectus abdomonis, obliqus abdominis. Pada extremitas tampak musculus femoralis (paha) dan gastrocnemius (betis).
Sedangkan organ bagian dalam tubuh katak terdiri dari sistem saluran makanan, kelamin, dan kencing. Ventrikulus dapat dibedakan manjadi bagian cardiac yaitu yang berhubungan dengan esophagus, dan bagian pylorus yaitu yang berhubungan dengan intestinum. Usus atau intestinum dapat dibedakan menjadi intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar). Kelenjar pencernaan yang ada adalah hepar dan pancreas. Hepar terdiri atas bagian kanan (lobus dexter) dan bagian kiri (lobos sinister). Dari hepar keluar saluran kelenjar yang disebut ductus hepaticus yang fungsinya untuk menyalurkan empedu. Vesica fellea terletak di antara kedua lobi tersebut. Dari vesica fellea keluar saluran yang disebut ductus cysticus. Ductus hepaticus dan D. cysticus bersatu membentuk ductus choledochus yang berjalan menuju usus halos melewati pancreas. Pankreas berwarna kekuningan melekat di antara ventrikulus dan duodenum (bagian awal usus halos). Pankreas akan menyalurkan produknya ke duodenum melalui saluran yang disebut dustus pancreaticus. Sistem syaraf pada katak dapat dilihat setelah visceral dibuang sehingga nampak deretan syarafperifer disepanjang ruas tulang belakang yang berjumlah 10 pasang dari atas ke bawah, yaitu syaraf 1-3 bergabung membentuk flexus branchialis, syaraf 4-6 ke abdomen dan syaraf 7-9 membentuk flexus lumbosacralis/ ischiococcygeneus. Sampai di sini kita melihat bahwa semakin maju organisme semakin kompleks system organ dan mekanisme distribusi produk dari satu organ ke organ lain, tidak semata-mata melalui difusi.

Tanda-tanda khusus (karakteristik) katak (Rana sp) adalah sebagai berikut:
1.      Kulit licin, mempunyai banyak kelenjar (glandulae) dan tidak bersisik (squama).
2.      Mempunyai 2 pasang kaki untuk berjalan dan berenang.
3.     Mempunyai 2 lubang hidung luar (nares anteriores) yang berhubungan dengan rongga    mulut. Membrana tymphani tampak luar. Lidah dapat dijulurkan sehingga secara menggulung (pangkal lidahnya di depan), bentuk lidah lingua bifida.
4.      Cor (jantung) terdiri 3 ruang (2 atrium dan 1 ventrikel), eritrosit oval dan berinti.
5.      Bernafas dengan paru-paru (pulmo) dan kulit (cutis/cutan/integumen) pada yang dewasa dan melalui insang luar (external branchia) pada larvanya.
6.      Syarat otak (nervi cranialis) berjumlah 10 pasang.
7.      Temperatur badannya berubah mengikuti lingkungan (poikiloterm), sebab belum mempunyai lobus pengatur tubuh pada otaknya.
8.      Pembuahan di luartubuh (external fertilisasi).
9.      Stadium larva hidup secara aquatis dan akan mengalami metamorfosis.



VIII.         Penutup
8.1  Kesimpulan
-         Tingkat keanekaragaman organisme hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi hewan vertebrata yang diwakili siput (Acatina fulica) dan udang (Cambarus sp) dan hewan invertebrata yang diwakili katak hijau (Rana sp) dan ikan mas (Cyprinus carpio)
-         Siput kebun (Acatina fulica) digiolongkan ke dalam kelas Mollusca karena tubuhnya lunak serta tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari  kalsium karbonat.
-         Pada udang (Cambarus sp.) tergolong ke dalam filum Arthropoda karena tubuhnya beruas-ruas, alat gerak bersegmen dan  rangka luar berupa kitin.
-         Pada ikan mas (Cyprinus carpio), digolongkan ke dalam hewan vertebrata karena tubuhnya sudah memiliki tulang belakang. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian kepala (mulut dan mata) kemudian diikuti sirip perut, sirip dada, sirip punggung, sirip anus cauda, gurat sisi dan anus.
-         Katak hijau (Rana sp) termasuk hewan vertebrata juga karena sudah bertulang belakang pada tubuhnya. Bagian tubuhnya terdiri dari bagian kepala, bagian badan, mulut, mata , membran timpani, tungkai depan dan belakang serta kloaka untuk lubang pengeluaran.

8.2    Saran
Sebaiknya hewan-hewan atau papan seksi yang bau disterilkan agar tidak bau sehingga tidak menganggu praktikan. Agar praktikan lebih fokus dalam pengamatan. Dan sebaiknya praktikan tidak jijik dengan bahan praktikan agar dapat memahami karakteristik hewan secera mendetail.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil. A dan Jane B. Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kimball,John W .1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa.
Saktiyono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sutarmi, S. 1987. Biologi. Bandung: ITB.

Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.

Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum. Jember : unej.

 




0 komentar:

Posting Komentar