Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs


-
Kamis, 27 Februari 2014

Mengenal Ekosistem

 





Praktikum biologi Dasar
“Mengenal Ekosistem”






Indah Suciati
130210103051





Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2013

I.                   Judul
Mengenal Ekosistem

II.                Tujuan
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.

III.             Dasar Teori
Organisasi kehidupan dalam biologi dimulai dari yang kecil dan sederhana sampai yang besar dan kompleks. Urutannya adalah sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme. Sementara itu jika kita lihat satuan organisasi dalam ekosistem maka urutannya adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Individu merupakan satuan fungsional dan struktural terkecil dalam ekosistem. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal. Populasi merupakan sekelompok individu dari spesies makhluk hidup sejenis yang menempati suatu kawasan tertentu.dalam definisi tersebut yang sering dipermasahkan adalah istilah spesies. Sebenarnya ada berbagai macam definisi untuk spesies. Spesies dapat diartikan jenis individu yang memiliki struktur fisiologi yang sama. Komunitas merupakan kumpulan bermacam-macam populasi yang saling berinteraksi dan menempati kawasan tertentu. Di dalam komunitas terjadi interaksi di antara organisme-organisme yang membentuk komunitas baru. Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua komponen biotik dan abiotik. Biosfer merupakan kesatuan berbagai macam ekosistem, meliputi semua organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi (Lakitan,1994:75)
Lingkungan bumi sangat beragam dalam waktu dan ruang.Iklim dan khuluk tanah menentukan jenis komunitas bumi. Jika Faktor-fakrot khusus dalam lingkungan menentukan jenis-jenis mahluk-mahluk yang dapat hidup di bumi,maka mungkin untuk mengukur sifat fisik lingkungan dari organisme yang ada (Ewusie, 1990: 51).
Pengukuran Faktor Abiotik
Organisme dalam suatu lingkungan bertautan erat sekali dengan sekelilingnya,sehingga mereka membentuk bagian dari lingkungannya sendiri. Akan jelas pada pengamatan biasa bahwa tumbuhan dan hewan sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti iklim dan substrat. Interaksi ini bolak balik karena lingkungan diubah oleh aktifitas biota yang menunjang. Pengaruh lingkungan pengatur terhadap komunitas hidup yang menunjang adalah hasil aksi yang tidak bergantung dan saling terkait dari unsure hidup yang beragam dalam ruang dan waktu.Interaksi suatu organisma dan lingkungan menentukan ukuran populasi dan penyebaran. Faktor-faktor ini mungkin tidak seragam pentingnya terhadap semua organisme dalam lingkungan atau bahkan sepanjang hidup organisme.Suatu factor mungkin kritis hanya dalam sebagian lingkaran hidup. Akibat tidak adanya suatu factor pada organisme sama pentingya dengan akibat adanya semua faktor. Faktor-faktor lingkungan mengendalikan laju berfungsi sebagai proses hidup dalam suatu organisme. Setiap proses mempunyai batas atas dan bawah tolerasi untuk masing-masing factor lingkungan. Sekarang kebutuhan untuk mengukur berbagai faktor yang beropresari pada suatu daerah adalah jelas (Michael, 1990 : 79-80).
Faktor yang akan dipertimbangkan disini adalah faktor-faktor udara,tanah,organisme lain dan beberapa faktoe stabil yang mempengaruhi ekosistem. Faktor-faktor lain adalah kemiringan tanah,arah hadapan,ketinggian, lintang, petak, dan pH. Ini mempengaruhi tanaman dan tumbuhan secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap factor tanah dan udara.Tanah dan udara sebagai kesatuan diketahui sebagai factor abiotik. Komponen hidup suatu daerah biasanya diketahui sebagai factor-faktor lingkungan tersebut. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi keadaan suatu ekosoistem yang akan ditinjau adalah faktor alam dan biologis yang secara normal bekerja dalam ekosistem daratan. Faktor Iklim mencangkup curah hujan, suhu, kelembapan atmosfer, angin ,cahaya dan kesetimbangan energi. Faktor fisiologi dan tanah mencangkup topografi, faktor tanah dan lapis-lapis geologi. Sedangkan faktor biologi mencangkup tumbuhan hijau dan persaingan, interaksi antar spesies, hewan dan manusia (Kimball, 1999:133).
Sejauh yang berkenaan dengan struktur ekosistem yang khas mempunyai tiga komponen biologi yaitu produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya, Hewan (jasad heterotrof)atau konsumen makro yang menggunakan bahan organic dan pengurai yang terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara terlarut.
Tingkat makanan
Cara bermanfaat untuk mampelajari saling keterkaitan fungsi komponen ekosistem adalah mempelajari cara hidup atau dasar untuk mendapatkan makanan,atau tingkat makanan pada semua jasad yang ditemukan di ekosistem.Pendekatan ini juga memungkinkan kita untuk membandingkan berbagai jenis ekosistem yang beberapa diantaranya tidak mempunyai tingkat makanan (Ramli, 1989: 45).
Produsen
Produsen dalam ekosistem adalah jasad yang diberikan makanan diri sendiri atau bersifat autotrof.Pada dasarnya jades ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan hijau (Ewusie, 1990 : 57).
Konsumen
Selain tumbuhan hijau dan baktiri kemosintetik,semua jasad lain yang bukan jenis pengurai marupakan konsumen atau jasad heterotrof.Biasanya makanan diperoleh dari individu lain.Konsumen dikelompokkkan menjadi babarapa tingkatan yaitu:
1.Konsumen Primer
Golongan ini terutama terdiri dari pamakan tumbuhan (herbivore) yang dalam beberapahal kiranya juga mencakup manusia sendiri.Di antara pamakan tumbuhan yang khas adalah domba,kambing,tupai,belalang,jentik nyamuk dan sebagainya (Kimball, 1999: 135).
2.Konsumen Sekunder
Golongan ini mencakup semua mahluk pemakan daging (karnivora),termasuk beberapa jenis tumbuhan pemakan serangga dan termasuk juga manusia.Contoh khas karnivora adalah singa,elang, buirung pakakak.KArnivora besar seperti misalnya burung elang yang selanjutnya memakan karnivora yang lebih kecil seperti ular atau kodok,sering disebut juga karnifora puncak (Kimball, 1999: 134).
Pengurai/Dekomposer
Pengurai ini merupakan tingkat makanan utama yang terakhir dalam ekosistem.Kelompok ini terutama terdiri dari jasad renik tanah seperti bakteri dan jamur Waupun juga mencakup cacing tanah, rayap, tungau, kumbang dan annthrophoda lainnya. Dalam ekosistem kita juga mengenal interaksi antar species di dalam ekosistem tersebut.Interaksi antar species ini akan mempengaruhi sifat-sifat dari masing-masing populasi yang berinteraksi.Pengaruh-pengaruh yang mungkin terdapat dalam saling interaksi itu adalah:
1.      Netralisme: Dalam interaksi ini kedua populasi tidak saling berpengaruh dengan adanya interaksi itu.
2.      Kompetisi : Persaingan ini saling berpengaruh dengan adanya interaksi itu. Yaitu dengan pesaingan dalam memperoleh makanan untuk kehidupan.Dikarnakan sumber makanan yang sama untuk beberapa jenis species atau beberapa individu.
3.      Protokoperasi : Interaksi dengan pengaruh positip bagi kedua belah pihak tetapi tidak merupakan syarat bagi sebuah pertumbuhan dan kelangsungan hidup bagi salah satu populasi yang berinteraksi.
4.      Mutualisme : Interaksi dengan pengaruh positip bagi kedua belah pihak tetapi merupakan syarat bagi sebuah pertumbuhan dan kelangsungan hidup bagi salah satu populasi yang berinteraksi.
5.      Komensalisme : Bila hanya satu populasi saja yang memperoleh nilai positip. Sedangkan populasi yang lain tidak berpengaruh apa-apa.
6.      Amensalisme : Salah satu populasi bersifat amensal mendapat hambatan sedang populasi yang lain tidak dapat pengaruh apa-apa dari interaksi itu.
7.      Predasi : Salah satu proses memangsa populasi lainnya.Organisme yang memakan dan membunuh organisme lain untuk makanannya.
8.      Parasitisme : Hubungan ini menguntungkan satu populasi namun merugikan bagi populasi lainnya.(Ramli,1989: 58-62).



IV.             Alat dan  Bahan
4.1  Alat
a.       Pipa panjang
b.      Alat tulis

4.2  Bahan
Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)



V.        

Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati


Menentukan daerah pengamatan dengan membuat kuadran 1x1 m2 pada daerah pengamatan

Menentukan berdasarkan kelengkapan komponen yang teramati dalam ekosistem tersebut

Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut dan daur energi yang ada di dalamnya

Melakukan inventarisasi mengenai komponen abiotik dan biotiknya yang ada di dalamnya
 


VI.             Hasil Pengamatan
Jenis komponen abiotik

                                Abiotik                                    Prosentase
a.       Tanah                                       
b.      Batu= 2                                   Batu= 10,53 %
c.       Kantong plastik= 1                 kantong plastik= 9,45 %        
d.      Daun kering                            Daun kering
e.       Biji mahoni = 5                       Biji mahoni = 15,79 %
f.       Sinar matahari
 









                        Komponen biotik

                                Biotik                                                  Prosentase
Tumbuhan :
a.       Rumput teki = 18                                Rumput teki=10,09%
b.      Tapak liman = 12                                 Tapak liman=6,79%
c.       Putri malu=1                                        putri malu = 3,11%
d.      Rumput  A=22                                                Rumput A= 12,33%
e.       Rumput  B =4                                     Rumput B= 2,24%

Hewan :
a.       Serangga =1                                        Serangga= 0,48%
b.      Semut kecil =25 ekor                          semut kecil = 14,02% 
c.       Cacing = 1 ekor                                   cacing = 0,56 %
d.      Lalat =1 ekor                                       Lalat= 0,56%
e.       Nyamuk= 2 ekor                                 Nyamuk= 1,12%
f.       Semut hitam besar= 15 ekor               Semut hitam besar=8,4%
                                   
VII.          Pembahasan
Dalam praktikum kali ini tentang ekosistem. Tepatnya ekosistem darat disekitar kampus. Dalam ekosistem pasti ada komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi (tumbuhan) meliputi rumput teki, tapak liman, lumut daun, tumbuhan mahoni, rumput A , rumput B, putri malu, biotik (hewan) meliputi semut kecil, semut besar, jangkrik kecil, nyamuk, lalat buah, cacing Sedangkan komponen abiotik meliputi batu, kantong plastik, tanah biji mahoni, sinar matahari dan daun kering.
Komponen biotik
Biotik (bahasa Inggris: biotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam
lingkungan. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok organisme
produsen, konsumen dan pengurai.
Ciri faktor biotik, yaitu :
1) Bernapas.
2) Tumbuh.
3) Berkembang biak.
4) Iritabilita.
5) Makan dan minum.
6) Melakukan ekskresi.
7) Beradaptasi dengan lingkunagnnya.
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan
kesatuan.
Adapun komponen biotik yang diamati dalam praktikum kali ini adalah:
a. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
Rumput teki merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam kelas tumbuhan biji terbuka. Rumput teki memiliki biji tunggal dan memiliki satu lembar daun lembaga/ kotiledon yang berfungsi mencerna dan menghisap cadangan makanan yang tersimpen dalam endosperm. Adapun klasifikasi rumput teki adalah:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              :  Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas       : Commelinidae
 Ordo               : Cyperales
 Famili             : Cyperaceae
 Genus             : Cyperus
 Spesies           : Cyperus rotundus L.

·         Akar
Akar Rumput teki(Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
·         Batang
Batang Rumput teki(Cyperus rotundus L.) tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
·         Daun
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
·         Bunga
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
·         Buah
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.

·         Biji
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.
2. tapak liman (Elephantopus scaber L.)
Klasifikasi tanaman tapak liman adalah :
Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi       :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                 :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Asteridae
Ordo                  : Asterales
Famili                 : Asteraceae
Genus                : Elephantopus
Spesies               : Elephantopus scaber L.
Tapak liman merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang pendek; bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar sekitar 4-35 x 2-7cm. Bunganya berwarna merah-ungu, terbagi menjadi lima bagian. Batang tanaman herbal ini berbentuk seperti garpu, daunnya berbaring di tanah, berseling bawah dan mengumpul seperti akar, daun akarnya berbentuk sudip yang berada di pangkal seperti biji dan bergerigi, serta jumlah daunnya termasuk sedikit. Bunga dari tanaman ini akan muncul ari jantung daun, berwarna ungu dan dalam gerombolan seperti tukal, dan diliputi oleh 3 lembar dan pelindung yang berbentuk seperti jantung. berbunga kaku.
3. tanaman lumut daun (Bryopsida sp)
Klasifikasi tanaman lumut daun adalah :
Kelas : Mucsi
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
Tanaman ini berwarna hijau dan memiliki struktur tubuh yang sangat sederhana, rizoid melekat pada tempat tumbuhnya, bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral dan kecil-kecil. Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun yang kecil-kecil sehingga sering disebut lumut daun. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel yang pada lapisan atasnya mengandung banyak klorofil dan tersusun menurut panjang daun serta merupakan jaringan asimilasi. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus. Hal ini ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut vaginula.
4. tanaman mahoni (Swietenia mahagoni)
Klasifikasi tumbuhan mahoni adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
 Genus: Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni

Morfologi tanaman mahoni
 Mahoni termasuk tumbuhan tropis dari famili Meliaceae .  Tanaman ini merupakan tanaman tahunan dengan tinggi ± 5-25 m, berakar tunggang, berbatang bulat, percabangan banyak dan kayunya bergetah. Daunnya majemuk menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya runcing, dan tulang daunnya menyirip. Daun muda berwarna merah, setelah tua berwarna hijau. Bunganya majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Buahnya bulat telur, berlekuk lima, berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat kehitaman.

5. Rumput A
tumbuhan tegak dan merayap dengan akar-akar yang keluar dari ruas-ruas batang. Letak daun berhadapan. bentuknya lonjong dan menyempit ke arah pangkal. ujung daun tumpul dan bagian tepinya rata atau berlekuk. Akarnya serabut. Tulang daun sejajar
6. Rumput B
Memiliki ciri-ciri daunnya bulat oval, berwarna hijau tua, tulang sejajar, batang menjalar. Sehingga saat dicabut tumbuhan ini menjadi panjang. Memiliki akar tunggang, batang berbentu bulat.

7. Putri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi Putri Malu adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi      : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Rosidae
Ordo                  : Fabales
Famili                 :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus                :
Mimosa
Spesies               : Mimosa pudica

Morfologi tanaman putri malu
·         Daun
Daun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika diraba pada permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm.  daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap.  Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm.
·         Batang
Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel , batang tumbuhan putri malu dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau ke arah bawah.
·         Akar
Putri malu atau sikejut mempunyai akar pena yang sangat kuat berbeda dengan akar-akar tanaman-tanaman lainnya, jika kita cabut langsung terangkat seluruh akar-akar nya.  Akan tetapi lain halnya dengan akar tanaman putri malu, untuk mencabuti nya kita memerlukan suatu alat-alat yang khusus agar semua akar-akar nya teracabut.
·         Bunga
Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain. Akan tetapi kelopak bunga putri malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran sangat kecil, bertajuk empat seperti selaput putih.
·         Buah
Buah putri malu berbentuk polong, pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika dibandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.

Komponen biotik (hewan)
1. semut hitam (Lacius Fuliginosus)
Klasifikasi Semut Hitam :
Kingdom          : Hewan (animalia)
Divisi                : Holometabola (Metamorfosis sempurna)
Kelas               : Insecta (Serangga)
Ordo                : Hymenoptera (Lebah-lebah)
Famili              : Formicidae
Genus              : Lacius
Spesies            : Lacius Fuliginosus

Morfologi Semut Hitam :
Secara umum semut terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala, dada, dan perut. Kepala semut dilengkapi oleh sepasang antenna , sepasang rahang, dan mata semut. Dada semut dilengkapi dengan tiga kaki tang kokoh dan sepayang sayap untuk semut jantan. Sedangkan bagian ujung belakang perut dilengkapi dengan sengat sebagai alat perlindungan diri.

2. jangkrik kecil (Gryllus sp)
Hewan yang termasuk dalam ordo Orthoptera, termasuk di dalamnya Gryllus sp (jangkrik) adalah bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memiliki 2 pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit, yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. hewan ini berwarna hitam kecoklatan.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Insecta
Ordo                : Orthoptera
Upaordo          : Ensifera
Superfamily     : Grylloidea
Family             : Gryllidae
Genus              : Gryllus
Species            : Gryllus sp

3. nyamuk (Culex pipiens)
Ukuran tubuh nyamuk berkisar antara 2 mm-19 mm. Tubuh dapat dibedakan menjadi kepala, dada, perut. Kepala agak membulat dilengkapi alat-alat tubuh: meliputi sepasang mata majemuk (compound eyes) tapi tidak mempunyai ocelli sepasang antena dengan bulu-bulu. Plumose untuk jatan berbulu lebat sedangkan pilose untuk betina karena berbulu jarang. sepasang  pulpus maxillaris (alat untuk identifikasi jenis dan alat kelamin nyamuk). prebosis dilengkapi mulut untuk menusuk dan menghisap cairan makanan atau darah mangsanya. Dada / thorax terdiri 3 ruas atau segmen yang dilengkapi: bagian dorsal, thorax tertutup scutum, bagian mesothorax terdapat sepasang sayap dengan venesi, warna dan sisik yang khas sehingga dapat diidentifikasi. Pada bagian metahatorax terdapat sepasang halter. Tiga pasang kaki pada tiap ruas. Pada batas methatorax dan abdomen terdapat scutelum. Tubuh terdapat 10 segmen pada segmen ke 9 dan segmen ke 10 dimodifikasi menjadi alat kelamin, 2 caudal cerci pada betina dan hipopygium.sedangkan pada segmen 1-8 terdapat spirakel. Pada bagian dorsal (punggung yang berfungsi lubang hawa), vena sayap tersebar keseluruh tubuh.
Klasifikasi nyamuk adalah:

Kingdom         :Animalia
Divisi               :Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                :Diptera
Famili              : Culicidae
Genus              :Culex
Spesies            :Culex pipiens



4. lalat buah (Drosophila melanogaster)
Tubuh lalat buah terdiri atas kepala, dada, dan perut. Kepalanya memiliki sepasang antena yang berfungsi sebagai indera pembau. Mulutnya terdiri atas mandibula, maksila dan labium.  Drosophila melanogaster memiliki warna tubuh kuning kecokelatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Ukuran tubuh Drosophila melanogaster berkisar antara 3-5 mm. Sayap Drosophila melanogaster cukup panjang dan transparan. Posisi sayapnya bermula dari thorax. Urat tepi sayap (costal vein)nya memiliki dua bagian yang terinterupsi dekat dengan tubuhnya. Sungut (arista)nya pada umumnya berbentuk bulu dan memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya berbentuk lurus, tidak melengkung. Drosophila melanogaster memiliki mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah. Hewan ini juga memiliki mata oceli pada bagian atas kepalanya dengan ukuran relatif lebih kecil dibanding mata majemuk. Thoraxnya berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.

Klasifikasi Lalat Buah Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster :
Kingdom         : Animalia
Phyllum           : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Drosophilidae
Genus              : Drosophila
Spesies            : Drosophila melanogaster




5. Cacing tanah (Lumbricus rubellus)
 Cacing tanah merupakan hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata) yang digolongkan ke dalam filum Annelida, ordo Oligochaeta, dan kelas Chaetopoda yang hidup dalam tanah. Penggolongan ini didasarkan pada bentuk morfologi karena tubuhnya tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk cincin (annulus), setiap segmen memiliki beberapa pasang seta, yaitu struktur berbentuk rambut yang berguna untuk memegang substrat dan bergerak.
Adapun klasifikasi cacing tanah adalah:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Class                : Clitellata
Order               : Haplotaxida
Family             : Lumbricidae
Genus              : Lumbricus
Species            : Lumbricus rubellus
Morfologi cacing tanah
Cacing tanah bertubuh tanpa kerangka yang tersusun oleh segmen-segmen fraksi luar dan fraksi dalam yang saling berhubungan secara integral, diselaputi oleh epidermis berupa kutikula (kulit kaku) berpigmen tipis dan seta, kecuali pada dua segmen pertama (bagian mulut), bersifat hemaphrodit (berkelamin ganda) dengan peranti kelamin seadanya pada segmen-segmen tertentu. Apabila dewasa, bagian epidermis pada posisi tertentu akan membengkak membentuk klitelium (tabung peranakan atau rahim), tempat mengeluarkan kokon (selubung bulat) berisi telur dan ova (bakal telur). Setelah kawin (kopulasi), telur akan berkembang di dalamnya dan apabila menetas langsung serupa cacing dewasa. Tubuh dibedakan atas bagian anterior dan posterior. Pada bagian anteriornya terdapat mulut, prostomium dan beberapa segmen yang agak menebal membentuk klitelium. Secara struktural, cacing tanah mempunyai rongga besar coelomic yang mengandung coelomycetes (pembuluh-pembuluh mikro), yang merupakan sistem vaskuler tertutup. Saluran makanan berupa tabung anterior dan posterior, kotoran dikeluarkan lewat anus atau peranti khusus yang disebut nephridia. Respirasi (pernapasan) terjadi melalui kutikuler

6. semut kecil (Formica yessensis)
Adapun klasifikasi semut kecil adalah:
Kingdom               : Animalia
Filum                     : Artropoda
Kelas                     : Insekta
Ordo                      : Hymenoptera
Upaordo                : Apokrita
Superfamili           : Vespoidea
Famili                    : Formicidae
Genus                    : Formica
Spesies                  : Formica yessensis


Adapun morfologi dari semut kecil adalah:
a.    kepala,
b.      mesosoma/thorax
c.       metosoma/gaster.
Umumnya, ruas mesosoma pertama atau dua ruas mesosoma depan (yang berhubungan dengan toraks) lebih kecil dari pada yang lainnya sehingga tampak seperti pinggang. Ruas mesosomka basal yang kecil ini disebut pedisel atau petiol, biasanya mempunyai satu atau dua tonjolan yang disebut node, sedang ruas bagian belakangnya disebut metasoma/gaster. Kepalanya terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena yang membentuk siku (elbowed) dan kadang-kadang mempunyai oseli. Memiliki sting (bagi betina) yang berfungsi sebagai alat sengat. Sayapnya (bila ada) bening (membranus), dan sayap depan lebih luas dan panjang dari pada sayap belakang.

Komponen abiotik Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponen
abiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
·         Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung
pada beberapa factor fisika dan kimia di lingkungannya.
·         Sebagai factor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme.
Adapun komponen abiotik yang diamati dalam praktikum adalah:
1. batu
Sebagai komponen abiotik, memang batu itu bukan sumber produsen, yang menyediakan makanan bagi hewan. Tetapi batu-batu itu tidak kecil perannya sebagai media dalam tumbuhnya beberapa jamur dan ganggang, yang kemudian memancing berbagai jazad renik (microorganism), yang menjadi bagian paling mendasar dalam sebuah ekosistem.

2. kantong plastik
Dalam ekosistem kantong plastik tidak mendukung komponen biotik melainkkan sebuah sampah yang susah untuk diuraikan.

3.  tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
- Media untuk penanaman.
- Habitat makhluk hidup didarat.
- Media untuk penyerapan air atau sumber air tanah.
- Sumber hara (zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan).
4. sinar matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena sinar matahari menentukan suhu. Cahaya matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintensis. Tidak semua spektrum sinar matahari berguna unruk fotositensis, hanya spektrum merah, nila dan biru dibutuhkan dalam fotodintensis.
Berpengaruh langsung pada perubahan suhu.
- Sumber energi dalam proses fotosintesis.
- Sumber energi utama ekosistem.
- Menyebabkan terjadinya siklus air.
- Cahaya matahari menyebabkan terjadinya angin
                              
6. daun kering atau serasah
Serasah merupakan salah satu komponen di dalam hutan yang juga dapat menyimpan karbon. Serasah didefinisikan sebagai bahan organik mati yang berada di atas tanah mineral. Kualitas serasah ditentukan dengan melihat morfologinya terutama yang berasal dari daun yang gugur untuk mengasumsikan kecepatan dekomposisinya. serasah adalah lapisan teratas dari permukaan tanah yang mungkin terdiri atas lapisan tipis sisa tumbuhan. Tanaman memberikan masukan bahan organik melalui daun-daun, cabang dan rantingnya yang gugur, dan juga melalui akar-akarnya yang telah mati. Serasah yang jatuh di permukaan tanah dapat melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan dan mengurangi penguapan, Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air sementara secara berangsur akan melepaskan ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan. Tinggi rendahnya peranan serasah ini ditentukan oleh kualitas bahan oraganik tersebut. Semakin rendah kualitas bahan, semakin lama bahan tersebut dilapuk, sehingga terjadi akumulasi serasah yang cukup tebal pada permukaan tanah hutan.
3 tahap proses dekomposisi serasah, yaitu:
1. Proses pelindian (leaching), yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan yang terdapat pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air.
2. Penghawaan (weathering), merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor-faktor fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air.
3. Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahanpecahan organik oleh makhluk hidup yang melakukan dekomposisi





IX PENUTUP
7.1  Kesimpulan
-          Dalam suatu ekosistem pasti mencangkup komponen biotik (komponen hidup) dan abiotik (komponen tak hidup). Dalam praktikum adapun komponen biotik yang teramati adalah untuk tumbuhan: rumput teki, tapak liman, lumut daun, tumbuhan mahoni, tanaman putri malu, Rumput A, Rumput B, untuk hewan: semut kecil, semut besar hitam, serangga (jangkrik kecil), nyamuk, lalat buah, cacing tanah. Adapaun komponen abiotiknya meliputi: batu, kantong plastik, tanah, biji mahoni, sinar matahari
-          Pada komponen abiotik didapatkan berbagai komponen berdasarkan hasil pengamatan yaitu batu, kantong plastik, tanah, biji mahoni, sinar matahari jika dipresentasikan menjadi 31,56%. Pada komponen biotik berupa hewan, kelompok yang ada di dalamnya adalah semut kecil, semut besar hitam, serangga (jangkrik kecil), nyamuk, lalat buah, cacing tanah 30,27%.Sedangkan pada komponen biotik yang berupa tumbuhan ,dapat diketahui kelompo nya yaitu rumput teki, tapak liman, lumut daun, tumbuhan mahoni, tanaman putri malu, Rumput A, Rumput B, sehingga diperoleh prosentasi sebesar 34,5%. Berdasarkan hal ini berarti bahwa yang memiliki prosentase paling besar adalah tumbuhan karena tumbuhan merupakan produsen.
-           Dari berbagai komponen yang ada tersebut, terlihat adanya hubungan timbal balik antar komponen misalnya tanah yang subur karena humus oleh dedaunan busuk bisa memicu tumbuhnya banyak rumput teki maupun rumput-rumput lainnya. Hubungan timbal balik tersebut dilakukan organisme terhadap lingkungannya.

7.2  Saran
Dalam menentukan daerah pengamatan, sebaiknya tiap kelompok harus diberi jarak yang cukup jauh antara kelompok satu dengan kelompok lain agar komponen-komponen biotik maupun abiotik yang diamati lebih bervariasi antara satu kelompok dengan kelompok lain,






DAFTAR PUSTAKA
Ewusie , J.1990.Ekologi Tropika.ITB.Bandung:Bandung.
Kimball,W.1999.Biologi Umum Jilid 3.Erlangga:Jakarta.
Lakitan,B. 1994. Ekologi . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Michael,P.1990.Ekologi Untuk Penyediaan Ladang dan Laboratorium.Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Ramli, H.1989.Ekologi.DeptDiptBud:Jakarta.